wara-wiri

kalo oshin salah kata gitu. maafin aja yah. namanya juga masih kecil :P

Senin, 01 Maret 2010

cinta "munyet-monyetan" sebelah tangan..

aku orang yang sulit membuka diri dengan makhluk yang bernama laki-laki. entah kenapa, sifat ku yang cerewet, banyak omong, tiba-tiba-ilang kaya kesedot alien. sumpah. jadi pendieeem banget, cuma bisa senyum-senyum doang dan bertingkah kaku. aku juga rada alergi kalau harus gabung sama cowok yang jumlahnya lebih banyak dari tiga orang, rasanya kok risih banget yah, biar kenal kenal aja masih kikuk, apalagi yang gak kenal huaaaaa tidaaaak. tubuhku langsung kena demam cowok. tapi biar kaya gini, aku tetep gak pindah haluan untuk suka dan menjatuhkan hati pada laki-laki lho.

sebenarnya gak ada asal muasal kenapa aku ngerasa kaya gini. tiba-tiba aja kok risih banget yea kalau deket sama cowok-cowok. atau mungkin ini semua timbul karena rasa patah hatiku waktu itu.

semasa SD, aku tidak seperti kebanyakan teman dekatku. aku tidak pernah tahu yang namanya suka. tidak pernah ngeh yang namanya sayang apa lagi pacar-pacaran. biarpun di tipi-tipi mulai merebak sinertron yang isinya cinta-cintaan yang monyet-monyetan, tapi gak pengaruh tuh sama aku.

masa-masa Sd ku habis oleh banyak khayalan anak-anak. nah pas jaman-jamannya aku Sd lagi tenar-tenarnya pahlawan pembela kebenaran menumpas kejahatan. waktu itu aku berkhayal jadi temennya Saras 008 atau temennya Panji si manusia milenium.

selain itu aku juga suka nonton satria baja hitau atau ultramen, pokoknya film-film yang seperti itu deh. kayanya kok asyik ya jadi pahlawan, disuka banyak orang, disayang banyak orang. gak ada tuh dalam pikiran aku yang namanya cowok dan pacaran.

menginjak bangku SMP aku mulai cerewet. kaya bermetafora gitu. dari dulu cuma nurut-nurut aja sama ajakan temen sekarang udah berani berkoar-koar. misi ku waktu itu ingin punya banyak teman tanpa takut terdiskriminasi dan tertindas.

upz, aku jadi ingat waktu TK dulu. entah karena aku berbadan kecil, bermata sipit yang selalu dikuncir dua seperti Oshin di TVRI atau entah karena aku lemah, aku selalu kena tindas teman-teman sebaya.

mungkin ibu dan ayah ku gak tahu, so, jangan kasih tahu ya. ini jadi sarahasia kita aja Ok!!!

awalnya, seperti anak-anak kebanyakan yang suka bermain, aku juga suka. di antara semua permainan yang ada di TK ku dulu yang paling aku suka itu ayunan. aku suka sekali waktu aku berayun-ayun kaya melayang gitu, apa lagi waktu wajahku kena kelitikan angin-angin jail, wuiiih seger banget deh. itu semua sangat menyenangkan. tapi itu hanya impian karena semasa TK aku harus menunggu untuk waktu yang lama jika ingin naik ayuna.mungkin karen TK kampung, minim fasilitas bermainnya sedangkan anak-anak muridnya offer load.

tapi itu gak seberapa loh, kalau untuk urusan tunggu-menunggu aku udah terbiasa, aku masih bisa sabar biar pun waktu giliranku naik aku terpaksa mengurungkan niat ku karena sebelum aku naik bel masuk udah keburu menjerit-jerit. hal yang lebih menyebalkan dari itu karena ayunan milik anak-anak Tk dikuasain sama anak kembar yang juahat. mereka itu kalau sudah naik ayunan pantatnya kaya nempel kena lak ban, mereka iti serakah, sok kuasa, dan super duper pelit sama anak-anak lain. padahal badan mereka gak jauh lebih besar dari aku dan anak-anak yang lain, kalau dipikir-pikir kok aku bisa tertekuk lutut takluk yah jadi bingung. kalau ingat masa itu ingin rasanya aku mengulang waktu dan mau protes sama aku yang dulu gak berani ngadepin mereka yang kecil itu.

rasa penasaran naik ayunan terbawa sampai sekarang. jika liat ayunan rasanya pantat ini gatel pengen nyium ayuanan terus mengayuh se tinggi-tingginya. mungkin ini yang namanya kurang bahagia waktu kecil kali yah??

memori penindasan tidak berenti sampai di situ saja. mungkin lain kali aku akan ceritain. balik lagi ke masa-masa SMP. aku merasa masa-masa itu menyenangkan. aku bahkan menemukan sahabat sejati dari bangku SMP, dan ternyata tanpa dinyana aku juga mulai mengenal dan terjangkit VMJ (Virus Merah Jambu) ini yang pertama kali lho.

untuk anak SMP kelas pertama, SMP adalah batu loncatan menuju kedewasaan setelah terkungkung dalam dunia anak-anak di SD. anak-anak SMP, khususnya yang gadis-gadis, mulai puber, mulai mengerti tampil cantik, mulai centil, mulai bisa membedakan mana cowok cakep, manis, keren, tampan, lumayan, standar dan jelek.

anak-anak gadis biasanya mulai mengenal dan memakai parfum, rajin pake hand body, bawa kaca ke sekolah dan sisir.oh, mungkin gak semuanya begitu tapi aku rasa rata-rata begitu, malah kadang ada yang bawa bedak juga. hal itu gak aneh sebenarnya.

media masa sudah mengajari dan mendidik mental-mental seperti itu dari kecil, semua gadis yang ingin tampil cantik harus berdan-dan, yang gak ngerti cuma bisa ikut-ikutan. sama seperti aku.

sebenarnya alasan aku membawa bedak tutup buka yang ada kacanya itu (aku gak tau namanya) bukan karena sinetron yang menampilkan gaya-gaya anak SMP dan SMA yang modern, bukan juga karena ikut-ikutan teman yang meniru gaya sinetron juga tapi lebih karena permintaan ibu yang berpikiran modern. jadi ya aku bawa aja tapi untuk urusan di pake nya itu belakangan. aku belum paham benget pentingnya berdandan dan menjaga penampilan, dan kuakui kebanyakan temanku biar suka dandan tapi gak ekstrim banget dalam berdandan, hanya mungkin memakai bedak, lotion dan parfum. jadi aku gak terlalu perduli sama diri aku sendiri alias cuek. buktinya sampai sekarang kulitku masih hitam, mmm tapi kalau di telek-telek gak item-item amat sih. hehe

detik-detik aku mulai memperhatikan penampilanku waktu aku merasa mulai puberrr. di antara banyak cowok-cowok manis di sekolahku cuma satu yang beruntung. sevan namanya. omigot. sumpah dia itu keren banget, manis lagi, mukanya emang agak original sih, tapi kan sama kaya aku sama-sama sipit biarpun kami bukan keturunan china, udah gitu dia juga imut. penampilannya biasa aja, seragam gak gak di kecil-kecilin, rambutnya yang jocong selalu tampak pendek, sepatunya juga hitam, pokoknya ngikutin aturan sekolah banget deh.

pertama kali aku melihatnya waktu tengah hari bolong di lapangan serbaguna sekolah kami. aku dan sahabatku suka duduk di tumpukan batako dan semen yang di bentuk jadi kotak memanjang dilapisi ubin warna hijau tua dan tralalalala bukan sulap bukan sihir jadi deh bangku. posisinya itu loh strategis banget. kalau duduk menghadap barat kita bisa liat aktifitas guru-guru di ruangannya, bisa liat perpus, kantor kepala sekolah dan kalau masuk waktu Asyar bisa liat kakak kelas yang caem-caem main basket. wuuiiiihh seru kan? nah waktu aku duduk di sana, aku ngeliat makhluk bening dari mars, kulitnya itu lho biar cowok tapi putih banget. kau sampe kalah.

huft. dengan tekat baja aku mau merubah penampilanku, aku mau jadi cantik. dengan niat seperti itu mau gak mau aku milai melirik produk-produ bahan kimia yang -kata iklannya sih- bisa mutihin kulit dalam waktu singkat. dasar masih bocah aku sih ngikutin aja. aku beli produk ini itu pakai uang ibu, aku malu sama si doi. dalam pikir ku mana mau dia yang pitih mulus suka sama cewek item kaya aku.

dari yang awalnya aku suka banget sama berenang, aku muali ogah-ogahan. alasannya ke guru sih macam-macam, padahal aku cuma ketakutan aja, takut kalau berenang nanti jadi itum kulitku. besar banget kan pengorbanan aku buat dia?

aku tahu dia pasti gak pernah mikirin aku, tapi aku suka banget mikirin dia. aku juga kadang berharap di kelas dua nanti dia bisa sekelas sama aku.

dan ternyata my wish come true...
aku gak tahu ini kesialan atau keberuntungan. ini bener-bener amazing boo..
waktu kelas dua aku memilih duduk bareng Anggi. awalnya kami gak terlalu deket, tapi kami lumayan kenal dan bisa akrab dengan cepat. aku gak terlalu tahu sifat dia.

kalau Sevan duduk sama temen gendutnya, Dita. aku bukan gadis yang dikatagorikan cantik. aku kecil, dan ya biar berat aku akui aku agak pendek, mungil lebih tepatnya, bawaan dari lahir, kulitku agak hitam seperti kebanyakan anak yang suka main di lapangan di siang bolong, aku juga tidak terlalu pintar, manis dan imut itu julukan yang cocok buat ku, bukannya narsis tapi ini kata orang-orang lho. intinya aku tuh di kelas kehadiranku itu tidak terlalu mencolok. sebaliknya teman di sebelahku, Anngi, dia ini melek betul sama penampilan, rambutnya selalu dikuncir rapih, wajahnya putih cantik, dia juga wangi, pintar dan juara kelas. tapi sesempurnanya seseorang ia juga pasti memiliki kelemahan.

aku anak yang polosjika ditipu pun aku manut saja, nah karena sifat polosku ini ditambah aku terlalu percaya pada Anggi maka waktu dia bertanya pada ku "ndi, siapa yang paling kamu suka di kelas?" dengan senyum malu-malu tapi mau aku bilang sama dia , aku monyongkan mulutku ke ujung daun telinganya, sambil berbisik kecil aku bilang padanya dengan singkat, padat, dan amat sangat jelas "Sevan". aku tidak menaruh curiga apapun padanya. aku yakin Anggi pasti bisa menyimpan rahasia kecilku yang sudah ku pendam selama satu tahun.

eh, beberapa hari kemudian, mungkin tidak sampai hitungan satu minggu, tanpa rasa dosa Anggi bilang padaku kalau dia sudah cerita sama Dita kalau aku suka sama Sevan. WHAT?? seperti langit runtuh, seperti tubuh ini kesamber petir disiang bolong, seperti bumi ini bergoncang kena tsunami, seperti kesetrum ribuan volt. aku kaget, syok berat gak tahu lagi mau bilang apa sama dia. mukaku langsung panas.

jadi Dita cerita sama Sevan kalau aku suka sama dia. dia mulai bertingkah aneh. awalnya cuma gak mau terlalu dekat denganku,namun lambat laun makin jauh, jauh, dan jauh.

sekarang aku mengerti kenapa infotainment selalu digemari masyarakat walau pun dulu MUI pernah mengharamkannya dengan alasan gibah. wow, seperti ruangan kelas 2-5 itu bernyawa, punya hidung, bisa mengendus gosip apapun, punya mulut bisa menyebarkan gosip apa pun, punya telinga, bisa mendengarkan gosip apa pun. secepat kilat berita itu menyebar ke seisi kelas. ketika kami sedang dekat sedikit kami langsung di ledekin, di sorakin.

aku sedih dengan keadaan ini, aku ingin sekali bisa bisa dekat dengan Sevan, tapi dia malah menjauh terus. aku tidak bisa lagi dekat dengannya. cinta pertama monyet-monyetanku pun berakhirsampai akhir kelas dua. sejak saat itu aku tidak berani dekat dengannya. aku bahkan gak mau lagi ngebayangin dia.

waktu berlalu, samapi terakhir kali aku melihat dia waktu pulang sekolah saat aku sedah lulus SMA. dia jadi jangkung tapi wajahnya tidak terlalu mulus lagi, alias sudah jerawatan hehehe.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar